Jumat, 25 Juni 2010

Online Shopping

Mungkin bagi beberapa orang, istilah ini sudah familiar, tepi bagi beberapa orang lainnya juga pasti akan mengernyitkan dahi saat mendengar istilah tersebut. Sama halnya seperti reaksi oma saya saat saya menjelaskan mengenai sistem bisnis yang tengah saya jalani sekarang ini.
Yap, saat ini saya sedang menggeluti bisnis online shopping yakni berjualan batik melalui internet. Selama beberapa menit saya harus menjelaskan dengan bahasa sederhana pada oma saya mengenai prinsip online shopping. Karena nada responnya masih terdengar seperti "ga percaya" dibandingkan "ga mudeng", jadi kalimat terakhir saya adalah "masih ga percaya ya oma?" (masih ga percaya disini adalah bukan masih ga percaya saya melakoni bisnis ini, tapi masih ga percaya dengan sistem yang berlaku). Tapi begini reaksi oma saya, "Oma bukannya ga percaya, tapi masih belum kebayang aja bagaimana bentuknya, wong teman-teman Oma saja yang punya bisnis ga pakai internet, barangnya masih bisa dipegang saja masih bisa kukut-kukut (tutup-bahasa Jawa) karena pelanggannya ga bayar" (sepertinya siy ini kombinasi antara ga mudeng dan ga percaya juga ya?)
Sejujurnya tidak pernah terbayangkan juga bahwa saya akan melakoni bisnis ini. Buat saya yang gaptek, dan masih kuno (dalam beberapa hal), yang namanya membeli barang ya berarti harus datang ke toko, memilih, memegang sendiri barangnya lalu bayar. Tapi voila!!! nasib berkata lain. Dengan bondo nekat dan pengetahuan ala kadarnya maka jadilah on line shopping mungil kami yang menyediakan berbagai macam batik warisan negeri. Menggunakan "kami" karena saya tidak sendiri. Ya, ini adalah usaha bersama 3 teman saya lainnya. Awalnya memang hanya iseng belaka karena kami punya misi yang sama, punya usaha dan sama-sama cinta batik.
Dan setelah setahun berlalu, usaha batik kami semakin lama semakin berkembang. Mungkin salah satu faktornya adalah karena saat ini batik memang sedang booming, entahlah karena memang kami memanfaatkan keadaan atau memang sudah rejekinya ada disini, ya kami nrimo (bukan sekedar nrimo saja tapi juga berusaha mati-matian -tssaaahhh...).
Bisnis online memang sedang trend. Tak hanya karena orang-orang saat ini sudah melek teknologi tapi juga sudah menikmati kenyamanan berbelanja melalui internet di masa semakin menjamurnya mall-mall di kota besar.
Bisnis online adalah bisnis kepercayaan. Hal ini sebenarnya yang dijual oleh pemain-pemain online shopping kepada pelanggannya. Bagaimana tidak? Secara logika saja, antara penjual dan pembeli tidak saling mengenal sebelumnya, kemudian deal melakukan transaksi, pembeli melakukan transfer sejumlah dana ke rekening penjual, dan barang terkirim. Bagaimana jika penjual berbohong? Bagaimana jika penjual tidak mengirimkan barangnya? Bagaimana jika apa yang sebelumnya dilihat pembeli di internet berbeda dengan aslinya?Bagaimana jika barangnya rusak? dan sejumlah bagaimana-bagaimana lainnya yang mungkin akan muncul di benak calon pembeli saat pertama kali mengalami sensasi belanja online. Syukur alhamdulillah sampai detik ini, kami belum pernah menerima komplain dari pembeli dan ini yang betul-betul kami jaga saat ini. Bahkan ada masanya ketika kami harus mengembalikan sejumlah dana kepada calon pembeli karena saat akan melakukan pengiriman, terdapat cacat pada barang tsb. Kami batalkan transaksinya dan beribu-riba kata maaf kami rangkai dengan seksama. Itu prinsip kami, lebih baik kehilangan 1 transaksi dibanding 1 pelanggan.
Selain melalui online, kami juga mengantarkan barang langsung ke pembeli (yang sebelumnya memang kami kenal melalui online). Buat saya pribadi, saya mendapatkan banyak sekali pengalaman yang sangat berharga. Semisalnya saat saya bertemu dengan seorang ibu yang pernah menjadi dubes di beberapa negara di Eropa. Banyak ilmu yang saya "curi" dari beliau. Dari beliau juga saya dapatkan testimoni kelebihan belanja online yaitu ada semacam perkumpulan pecinta batik yang awalnya bertemu di dunia maya, akhirnya kopi darat dan bahkan sering sharing antar mereka. Impian saya saat ini adalah saya dapat bergabung dengan mereka (errr... i hope- tidak perlu sebagai penjual tapi sebagai pribadi yang ingin banyak-banyak menimba ilmu). Sebagai tambahan informasi, meskipun memiliki hobi belanja melalui internet bukan berarti ibu ini tidak belanja secara konvensional. Mblasak-mblusuk pasar di Solo sampai menghadiri pameran perancang-perancang terkenal juga dilakoninya. *bravo-prok prok prok*
Sedangkan menurut salah seorang pelanggan saya lainnya, penjual di dunia maya ini rata-rata jujur (hadoooohhh.. mudah-mudahan kami -tetap menjadi- salah satunya). "Ya kalau ada cacat, mereka bilang, ga jadi juga ga papa" kutipnya. Yah itulah yang menjadi modal kami juga. Kepercayaan.
Siapa bilang belanja di internet itu transaksi dalam jumlah kecil dan tak seberapa? Tak jarang pula ada yang bertransaksi dalam nilai jutaan rupiah sekali transaksi *weleh-weleh ngeces*.
Saya sebagai pemain dalam bisnis online berharap bahwa ke depannya bisnis ini tidak seperti jamur alias musiman yang banyak kala hujan tapi tak muncul saat musim kemarau..
Mudah-mudahan....Amieeennn...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar