Sama halnya seperti saat kita (saya, tepatnya) menghadapi pertanyaan ini kala sedang mengisi formulir lamaran kerja di beberapa perusahaan. Bukan begitu bukan?
Pertanyaan yang terkesan simple, tapi (akhirnya) mau tidak mau membuat kita mati kutu. Apakah kita bisa mendeskripsikan diri saya sendiri? Berdasarkan ilmu yang dulu pernah saya enyam di bangku kuliah, bagaimana kita mendeskripsikan diri sendiri adalah bagaimana cermin kita sebenarnya, termasuk penghargaan dari diri untuk kita sendiri dan orang lain memandang kita. Rather bit confused, huh? maksudnya adalah bagaimana cara kita memandang diri kita sendiri (hmm.. semakin runyam sepertinya).
Pertanyaan yang terkesan simple, tapi (akhirnya) mau tidak mau membuat kita mati kutu. Apakah kita bisa mendeskripsikan diri saya sendiri? Berdasarkan ilmu yang dulu pernah saya enyam di bangku kuliah, bagaimana kita mendeskripsikan diri sendiri adalah bagaimana cermin kita sebenarnya, termasuk penghargaan dari diri untuk kita sendiri dan orang lain memandang kita. Rather bit confused, huh? maksudnya adalah bagaimana cara kita memandang diri kita sendiri (hmm.. semakin runyam sepertinya).
Nah, sekarang bagaimana saya mulai mencoba mendeskripsikan diri saya sendiri. I am a housewife (definitely), not yet a mother, pernah selama beberapa tahun bekerja di beberapa perusahaan yang kebetulan membutuhkan jasa dan ide saya, dan saat saya sedang berada di "puncak"(sekali lagi puncaknya adalah berdasarkan definisi saya sendiri), saya banting stir dengan memutuskan resign dan secara total memberikan jiwa dan raga untuk mengurus keluarga (yang sangat kecil, karena kami belum dikaruniai anak, namun bahagia, amiieeennn..) dan sembari merintis usaha (kecil-kecilan namun selalu yakin at the end akan menjadi besar. Once again, amiiieeennn...) batik. Menjadi pengusaha lebih untuk memuaskan passion dan hobi (jika boleh mengutip sebuah judul buku yang sangat inspiratif karya Renee Suhandono, your job is not your career). Buku, yang menurut saya sangat inspiratif, tp mungkin bagi beberapa orang termasuk seorang teman, lebih cenderung pada provokatif. Namun, biar bagaimanapun pendefinisian sebuah hasil karya, tidak bisa dipaksakan bukan? Mengenai buku ini nantinya akan saya ulas dalam tulisan yang terpisah.
Balik lagi ke "Who Am I?", jika dari aktivitas keseharian sudah saya paparkan, maka dari segi personality saya coba ungkap juga. Orang yang sangat ambisius, itu adalah saya beberapa tahun sebelum ini, namun ambisius itu mulai menguap seiring dengan pertambahan umur dan pengalaman. Dari kejadian yang sudah-sudah, keambisiusan saya terkadang tidak sesuai dengan hasil yang didapatkan. Jadi, sejak mengalami beberapa kegagalan, saya coba untuk menjalani hidup apa adanya, tetap punya target tapi ga ngoyo dan alhamdulillahnya, saat berada dalam kondisi tsb, malah semua target2 saya dapat terwujud. Mungkin itu kuncinya, ga ngoyo.
Namun, apapun yang saya lakukan, intinya adalah saya selalu ingin membahagiakan keluarga saya. Buat saya, melihat kebahagian keluarga, tidak dapat tergantikan oleh segala kenikmatan manapun. Mudah-mudahan...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar